Framework Penunjang COBIT 5.0 - ABU BAKAR M.A (1204180016)

 Framework Penunjang COBIT 5.0

 ISO 31000

Pada Februari 2018, organisasi standar internasional ISO menerbitkan ISO 31000:2018 Risk management — Guidelines. Standar ini menggantikan ISO 31000:2009 Risk management — Principles and guidelines yang diterbitkan pada November 2009. Revisi ini merupakan bagian dari proses peninjauan sistematis yang diterapkan pada semua standar ISO. Tulisan ini secara ringkas mengulas perubahan yang diterapkan ISO 31000 versi 2018 terhadap versi 2009.

ISO 31000 adalah panduan penerapan risiko yang terdiri atas tiga elemen: prinsip (principle), kerangka kerja (framework), dan proses (process). Prinsip manajemen risiko adalah dasar praktik atau filosofi manajemen risiko. Kerangka kerja adalah pengaturan sistem manajemen risiko secara terstruktur dan sistematis di seluruh organisasi. Proses adalah aktivitas pengelolaan risiko yang berurutan dan saling terkait.

 

Secara umum, ISO 31000:2018 menyederhanakan versi 2009. Hal itu langsung terlihat antara lain dari nama yang berubah dari “principles and guidelines” menjadi hanya “guidelines” serta dari jumlah halaman yang menyusut dari 24 halaman menjadi 16 halaman. Diagram yang menggambarkan hubungan prinsip, kerangka kerja, dan proses manajemen proses pun berubah. Pada versi 2009, prinsip, kerangka kerja, dan proses digambarkan sebagai rangkaian unsur yang berurutan, sedangkan pada versi 2018 ketiga bagian ini digambarkan sebagai sistem terbuka yang saling berkaitan.

 

Prinsip manajemen risiko berubah dari 11 prinsip pada versi 2009 menjadi 1 tujuan (purpose) dan 8 prinsip pada versi 2018. Satu prinsip, yaitu “penciptaan dan pelindungan nilai”, diubah menjadi tujuan manajemen risiko. Dua prinsip, yaitu “bagian pengambilan keputusan” dan “secara eksplisit menangani ketidakpastian”, dihapus. Delapan prinsip lain disederhanakan pernyataannya menjadi (1) terintegrasi, (2) terstruktur dan komprehensif, (3) disesuaikan, (4) inklusif, (5) dinamis, (6) informasi terbaik yang tersedia, (7) faktor manusia dan budaya, serta (8) peningkatan sinambung.

 

Kerangka manajemen risiko berubah dari 5 komponen pada versi 2009 menjadi 6 komponen pada versi 2018. Komponen “mandat dan komitmen” diubah menjadi “kepemimpinan dan komitmen” dan dipindahkan letaknya menjadi di pusat komponen lainnya. Komponen “integrasi” ditambahkan sebagai komponen yang mengawali komponen lain. Empat komponen lain disederhanakan pernyataannya menjadi (1) perancangan, (2) implementasi, (3) evaluasi, dan (4) perbaikan.

Proses manajemen risiko relatif tidak berubah. Proses “penetapan konteks” diubah namanya menjadi “lingkup, konteks, dan kriteria”. Proses “pencatatan dan pelaporan” dicantumkan secara eksplisit di dalam diagram setelah sebelumnya hanya ada pada bagian teks pada versi 2009

 

ISO 31000:2018 menekankan tujuan manajemen risiko, yaitu menciptakan dan melindungi nilai. Tujuan itu diwujudkan dengan (1) meningkatkan kinerja, (2) mendorong inovasi, dan (3) mendukung pencapaian sasaran. Manajemen risiko adalah bagian dari tata kelola (governance) dan harus terintegrasi di dalam proses organisasi. Penerapan manajemen risiko memerlukan kepemimpinan dan komitmen dari manajemen puncak, serta keterlibatan aktif dari semua anggota organisasi.

 

ISO / IEC 38500 

ISO / IEC 38500 memberikan prinsip, definisi, dan model untuk membantu badan pemerintahan memahami pentingnya Teknologi Informasi (TI). Standar ini dimaksudkan untuk membantu semua jenis organisasi dalam mengevaluasi, mengarahkan, dan memantau penggunaan Teknologi Informasi (TI). ), terlepas dari tingkat penggunaan TI.

 

Manfaat ISO / IEC 38500 – Tata Kelola TI

Dengan menjadi profesional bersertifikat ISO / IEC 38500, Anda akan memiliki kesempatan untuk:

·         Mengelola investasi TI dengan benar

·         Meningkatkan kinerja organisasi

·         Meningkatkan tata kelola proyek

·         Meningkatkan posisi kompetitif organisasi

·         Minimalkan risiko TI

·         Meyakinkan tingkat keberhasilan proyek yang lebih besar

ISO 27000

ISO 27001 Information Security

ISO 27001 merupakan suatu standar Internasional dalam menerapkan sistem manajemen kemanan informasi atau lebih dikenal dengan Information Security Management Systems (ISMS). Menerapkan standar ISO 27001 akan membantu organisasi atau perusahaan Anda dalam membangun dan memelihara sistem manajemen keamanan informasi (ISMS). ISMS merupakan seperangkat unsur yang saling terkait dengan organisasi atau perusahaan yang digunakan untuk mengelola dan mengendalikan risiko keamanan informasi dan untuk melindungi serta menjaga kerahasiaan (confidentiality), integritas (integrity) dan ketersediaan (availability) informasi.

ISO 27001: 2013 memiliki sepuluh klausa pendek, ditambah lampiran yang panjang, yang meliputi:

  1. Lingkup standar
  2. Bagaimana dokumen direferensikan
  3. Istilah dan definisi dalam ISO / IEC 27000
  4. Hubungan organisasi dan stakeholder
  5. Kepemimpinan keamanan informasi dan dukungan tingkat tinggi untuk kebijakan
  6. Perencanaan sistem manajemen keamanan informasi; perkiraan risiko; kontrol terhadap resiko
  7. Mendukung sistem manajemen keamanan informasi
  8. Membuat operasional sistem manajemen keamanan informasi
  9. Meninjau kinerja sistem
  10. Tindakan korektif

ISO 27001 adalah standar internasional yang diakui secara global untuk mengelola risiko terhadap keamanan informasi yang Anda pegang. Sertifikasi ISO 27001 memungkinkan Anda untuk membuktikan kepada klien Anda dan pemangku kepentingan lainnya bahwa Anda mengelola keamanan informasi dalam possesion Anda. ISO 27001: 2013 (versi saat ini ISO 27001) menyediakan satu set persyaratan standar untuk sistem manajemen keamanan informasi (ISMS). Standar ini mengadopsi pendekatan proses untuk menetapkan, menerapkan, operasi, pemantauan, pengkajian, memelihara, dan meningkatkan ISMS Anda

Manfaat ISO 27001:

  • melindungi klien dan informasi karyawan
  • mengelola risiko keamanan informasi secara efektif
  • mencapai kepatuhan
  • melindungi citra merek perusahaan

Framework TOGAF Versi 9 diluncurkan pada tahun 2009 dan sejak itu menjadi standar de-facto global untuk Enterprise Architecture, yang diadopsi oleh lebih dari 80% dari perusahaan terkemuka di dunia, dengan ribuan orang, tim, dan pelatihan organisasi untuk sertifikasi TOGAF setiap tahun.

Hal ini sebagian karena ada beberapa organisasi internasional dengan infrastruktur untuk membangun disiplin baru, seperti arsitektur enterprise. Dan sebagian lagi karena tidak ada pendekatan tunggal sepakat untuk arsitektur enterprise sampai TOGAF tiba adegan.

Di jantung TOGAF adalah ADM (Arsitektur Metode Pengembangan). ADM merupakan hasil kontribusi terus menerus dari sejumlah besar praktisi arsitektur. Ini menggambarkan sebuah metode untuk mengembangkan perusahaan dan membentuk inti dari TOGAF.

Apa Itu Framework TOGAF Kelebihan dan Kekurangannya

      Kelebihan Togaf

  • Sifatnya yang fleksibel dan bersifat open source.
  • Sistematis
  • Focus pada siklus implementasi (ADM) dan proses
  • Kaya akan area teknis arsitektur
  • Recource base menyediakan banyak material referensi
  • Karena melibatkan banyak pihak terutama industri, di TOGAF banyak memberikan best practice atau kejadian riil di dunia nyata

       Kekurangan Togaf

  • Tidak ada templates standart untuk seluruh domain (misalnya untuk membuat blok diagram)
  • Tidak ada artefak yang dapat digunakan ulang (ready made)

PRINCE2 adalah metode manajemen proyek TI yang terstruktur dan efektif untuk semua pekerjaaan. PRINCE2 merupakan pendekatan manajemen proyek yang paling umum digunakan di Eropa. Kelebihan dari adalah PRINCE2 mudah untuk menyesuaikan pada proyek dan lingkungan yang berbeda.

 

Project Management Body of Knowledges (PMBOK ®) adalah standar defacto yang diakui secara internasional (IEEE, ANSI dan ISO 21500) yang berhubungan dengan penerapan pengetahuan, keterampilan, peralatan, dan teknik untuk memenuhi persyaratan proyek.

OGC menerbitkan versi ketiga ITIL (ITIL v3) yang intinya terdiri dari lima bagian dan lebih menekankan pada pengelolaan siklus hidup layanan yang disediakan oleh teknologi informasi. Kelima bagian tersebut adalah:

  1. Service Strategy
  2. Service Design
  3. Service Transition
  4. Service Operation
  5. Continual Service Improvement

Kelima bagian tersebut dikemas dalam bentuk buku, atau biasa disebut sebagai core guidance publications. Setiap buku dalam kelompok utama ini berisi :

1. Practice fundamentals  

menjelaskan latar belakang tahapan lifecycle serta kontribusinya terhadap pengelolaan layanan TI secara keseluruhan.

2. Practice principles 

menjelaskan konsep-konsep kebijakan serta tata kelola tahanan lifecycle yang menjadi acuan setiap proses terkait dalam tahapan ini.

3. Lifecycle processes and activities 

menjelaskan berbagai proses maupun aktivitas yang menjadi kegiatan utama tahapan lifecycle. Misalnya proses financial management dan demand management dalam tahapan Service Strategy.

4. Supporting organization structures and roles 

proses-proses ITIL tidak akan dapat berjalan dengan baik tanpa definsi roles dan responsibilities. Bagian ini menjelaskan semua aspek yang terkait dengan kesiapan model dan struktur organisasi.

5. Technology considerations 

menjelaskan solusi-solusi otomatisasi atau software ITIL yang dapat digunakan pada tahapan lifecycle, serta persyaratannya.

6. Practice Implementation 

berisi acuan/panduan bagi organisasi TI yang ingin mengimplementasikan atau yang ingin meningkatkan proses-proses ITIL.

7. Complementary guideline 

berisi acuan model-model best practice lain selain ITIL yang dapat digunakan sebagai referensi bagian tahapan lifecycle.

8. Examples and templates 

berisi template maupun contoh-contoh pengaplikasian proses.

Di samping buku-buku dalam core guidance publications, ada juga complementary guidance. Dimana buku-buku dalam kategori nantinya dimaksudkan untuk memberikan model, acuan dan panduan bagi penerapan ITIL pada sektor-sektor tertentu seperti jenis industri tertentu, tipe organisasi serta arsitektur teknologi. Dengan demikian, ITIL akan dapat lebih diterima serta diadaptasi sesuai dengan lingkungan serta behaviour dari setiap organisasi TI.

Capability Maturity Model Integration atau CMMI (bahasa Indonesia: Integrasi Model Kematangan Kemampuan) adalah suatu pendekatan perbaikan proses yang memberikan unsur-unsur penting proses efektif bagi organisasi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

FRAMEWORK COBIT (TUGAS MATA KULIAH TATA KELOLA DAN MANAJEMEN IT) - ABU BAKAR M.A

TUGAS 1 MANAJEMEN LAYANAN

IMPLEMENTASI ISO 20000 PADA PT. REASURANSI INDONESIA UTAMA (PERSERO) - ABU BAKAR MUHAMMAD.A (1204180016)