TUGAS 2 MK TATA KELOLA ( ABU BAKAR M.A - 1204180016)
Contoh Penerapan GCG
Tata Kelola Perusahaan Yang
Baik/Good Corporate Governance (GCG) adalah struktur dan mekanisme yang
mengatur pengelolaan perusahaan sehingga menghasilkan nilai ekonomi jangka
panjang yang berkesinambungan bagi para pemegang saham maupun pemangku kepentingan.
Penerapan prinsip prinsip tata kelola perusahaan yang baik dapat berkontribusi
dalam peningkatan kinerja perusahaan. Pemahaman ini mendasari komitmen PT
Sarana Multigriya Finansial (Persero) untuk senantiasa menegakkan penerapan GCG
dalam setiap jenjang organisasi dan kegiatan operasionalnya.
Pelaksanaan prinsip GCG
didasarkan pada Peraturan Menteri BUMN No. Per-01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus
2011 tentang Penerapan Praktik Good Corporate Governance (GCG) pada Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) yang menyebutkan ketentuan serta pedoman pelaksanaan GCG di
Perusahaan. Penjabaran landasan pelaksanaan GCG tersebut juga diperjelas dalam
Anggaran Dasar Perusahaan, pedoman-pedoman dan berdasarkan peraturan perundang
undangan yang berlaku.
Penerapan
Azas GCG
Pelaksanaan semua kegiatan
telah sesuai dengan prinsip dasar GCG yaitu transparansi, akuntabilitas,
kemandirian, pertanggungjawaban dan kewajaran.
Transparansi
Asas keterbukaan selalu
diterapkan dalam menjalankan bisnis melalui penyediaan informasi yang material
dan relevan serta dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku
kepentingan. Informasi yang seluas-luasnya diberikan kepada publik dan pemegang
saham, dengan memperhatikan peraturan OJK maupun atas inisiatif sendiri.
Laporan-laporan diterbitkan secara berkala dan tepat waktu, yang mencakup
Laporan Keuangan Triwulan, Laporan Keuangan Semester, dan Laporan Keuangan
Tahunan yang diaudit, serta Laporan Tahunan. Informasi juga diberikan melalui
paparan publik, media cetak dan elektronik, serta forum investor.
Akuntabilitas
Perseroan memiliki sistem
pengelolaan perusahaan yang mendukung terciptanya kejelasan fungsi, pelaksanaan
dan pertanggungjawaban kinerja organ perusahaan. Prinsip akuntabilitas
diterapkan antara lain melalui langkah-langkah pelaporan Direksi kepada Dewan
Komisaris mengenai rencana anggaran tahunan dan evaluasi bersama atas kinerja
keuangan Perusahaan, penyampaian laporan keuangan pada RUPS Tahunan,
pembentukan Audit Internal dan penunjukan auditor eksternal, serta pemberlakuan
etika bisnis dan pedoman perilaku Perusahaan.
Pertanggungjawaban
Perseroan memiliki sistem
pengelolaan perusahaan yang mendukung terciptanya kejelasan fungsi, pelaksanaan
dan pertanggungjawaban kinerja organ perusahaan. Prinsip akuntabilitas
diterapkan antara lain melalui langkah-langkah pelaporan Direksi kepada Dewan
Komisaris mengenai rencana anggaran tahunan dan evaluasi bersama atas kinerja
keuangan Perusahaan, penyampaian laporan keuangan pada RUPS Tahunan,
pembentukan Audit Internal dan penunjukan auditor eksternal, serta pemberlakuan
etika bisnis dan pedoman perilaku Perusahaan.
Indepedensi
Perseroan selalu memastikan
bahwa pengelolaan perusahaan dilakukan secara independen sehingga masing-masing
organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh
pihak lain. Sebagai contoh, Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan memiliki
pendapat yang independen dalam setiap keputusan yang diambil, namun
dimungkinkan untuk mendapatkan saran dari konsultan independen, hukum, sumber
daya manusia dan komite-komite untuk menunjang kelancaran tugasnya. Saat ini
Dewan Komisaris Perseroan beranggotakan 3 (tiga) orang, 1 (satu) Komisaris
Utama dan 2 (dua) lainnya Komisaris.
Kewajaran dan Kesetaraan
Di Perseroan kepentingan
pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya selalu mendapatkan perhatian
khusus. Perseroan juga selalu menerapkan perlakuan yang setara baik kepada
publik, otoritas pasar modal, komunitas pasar modal, maupun para pemangku
kepentingan. Sementara itu hubungan dengan karyawan dijaga dengan memperhatikan
hak dan kewajibannya secara adil dan wajar.
Untuk memastikan bahwa
penerapan asas-asas GCG dalam setiap aspek bisnis Perseroan, maka diperlukan
peran aktif serta dukungan dari Dewan Komisaris dan Direksi. Peran aktif dan
dukungan tersebut pada tahun 2014 diwujudkan melalui:
- Pembaharuan
Kebijakan & Prosedur Perseroan terkait Tata Kelola Perusahaan.
- Pelaksanaan
asesmen penerapan GCG Perseroan oleh Independent Assessor.
- Sosialisasi
Kebijakan & Prosedur Perseroan terkait Tata Kelola Perusahaan kepada
para pemangku kepentingan.
Contoh Regulasi di PT. Pertamina
Peraturan mengenai Keterbukaan
Informasi Publik
Peraturan
Pertamina mengenai Keterbukaan Informasi Publik
1. Draft Pedoman Pengelolaan Layanan Informasi Publik
3. Pedoman Pengelolaan Layanan Informasi Publik No.
A14-002/N00000/2019-S9
Contoh Penerapan BSC
Poin pertama dari contoh KPI perusahaan dan
balanced scorecard yang umum dijumpai berasal dari
departemen layanan pelanggan atau yang biasa kita kenal dengan sebutan customer
service.
Karena departemen ini adalah departemen yang paling
dekat dengan pelanggan, maka berbagai KPI yang berkaitan dengan perspektif
pelanggan sangat melekat pada departemen layanan pelanggan.
Misalnya, siapa pun yang bekerja pada departemen
layanan pelanggan diukur kinerjanya berdasarkan penilaian yang diberikan
konsumen. Semakin banyak tanggapan positif dari konsumen lewat survei, telepon,
tatap muka, dan sebagainya, maka semakin baik kinerja departemen layanan
pelanggan dalam menangani permasalahan pelanggan.
Sebaliknya, semakin banyak keluhan pelanggan, terutama
seperti tiket komplain pelanggan yang tidak segera ditutup sebelum waktunya,
atau banyak pelanggan yang merasa jawaban layanan pelanggan seperti robot, maka
semakin tidak baik kinerja departemen layanan pelanggan.
Poin kedua dari contoh KPI perusahaan dan
balanced scorecard yang umum dijumpai berasal dari departemen
akuntansi, salah satu departemen yang paling banyak dibutuhkan perusahaan dari
berbagai macam industri.
Karena departemen ini tugas utamanya adalah membuat
laporan keuangan, aneka KPI yang berkaitan dengan perspektif keuangan pada
balanced scorecard menjadi berbagai KPI yang paling penting diperhatikan.
Tidak hanya laba/rugi bersih dan kotor pada laporan
laba/rugi yang perlu diperhatikan. Departemen akuntansi juga perlu
memperhatikan dengan seksama berbagai rasio keuangan pada laporan keuangan,
misalnya rasio lancar, tingkat pengembalian ekuitas atau aset, dan sebagainya.
Rasio lancar idealnya lebih dari 1 setiap tahunnya dan
tingkat pengembalian semakin mendekati atau lebih dari 100%. Ketika kedua rasio
ini mengalami peningkatan selama 3 tahun terakhir, maka itulah indikasi
kesehatan keuangan perusahaan. Jangan sampai kedua jenis rasio ini minus.
Dari mengetahui kesehatan keuangan perusahaan secara
akurat, departemen akuntansi dapat meneruskan hasil analisa laporan keuangan
kepada departemen terkait. Dari situ, mereka dapat memberikan saran yang tepat
bagi pihak manajemen untuk membuat kinerja keuangan menjadi lebih baik.
Poin ketiga dari contoh KPI perusahaan dan
balanced scorecard yang dapat kita ambil pelajarannya berasal
dari departemen yang juga tidak kalah pentingnya, yakni departemen sumber daya
manusia (SDM) yang tugas utamanya adalah perekrutan personel baru.
Perusahaan pada umumnya memberikan bonus dan berbagai
tambahan fasilitas lainnya kepada pihak SDM apabila pihak SDM mencapai
persentase minimal keberhasilan kandidat yang dikonversi menjadi karyawan
tetap, paruh waktu, atau tenaga lepas sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Umumnya, bonus dan tambahan fasilitas lainnya lebih
tinggi apabila pihak SDM berhasil merekrut karyawan tetap dibandingkan apabila
mereka merekrut karyawan paruh waktu atau tenaga lepas. Namun, pengukuran KPI
pada departemen SDM tidak terbatas hanya pada persentase minimal konversi calon
kandidat menjadi karyawan.
Pengukuran KPI pada departemen SDM yang biasanya
dititikberatkan pada perspektif pembelajaran juga melibatkan persentase atau
daftar siapa saja supervisor atau manajer terbaik, alokasi pemberian bonus dan
fasilitas pada karyawan, keberhasilan program training for trainers, tingkat
perputaran (turnover) karyawan, dan sebagainya.
Semakin besar persentase keberhasilan program
training, semakin menjadi indikator perusahaan memperhatikan kesejahteraan dan
pendidikan karyawannya. Semakin besar persentase supervisor atau manajer
terbaik, bisa jadi semakin kompetitif perusahaan atau semakin meratanya
kemampuan para supervisor dan manajer perusahaan.
Sebaliknya, tingkat perputaran karyawan yang secara
konsisten tinggi selama tahun-tahun terakhir merupakan sesuatu yang perlu
diperhatikan.
Kecuali apabila perputaran karyawan itu dihasilkan
karena bencana seperti wabah pandemi yang seolah tidak membutuhkan departemen
tertentu, tingkat perputaran karyawan yang secara konsisten tinggi membutuhkan
evaluasi lebih mendalam mengenai alasan mengapa terjadi demikian, sehingga
langkah-langkah perbaikan kebijakan dapat dilakukan.
Poin keempat dari contoh KPI perusahaan dan
balanced scorecard adalah dari perspektif proses bisnis
internal. Perspektif ini biasanya dipakai pada perusahaan manufaktur, sekalipun
perusahaan jasa dan dagang juga dapat menggunakannya dengan cara lain.
Contoh-contoh ukuran KPI yang terdapat pada balanced
scorecard lewat perspektif proses bisnis internal adalah uptime atau downtime
mesin dan peralatan produksi, biaya bahan baku dan tenaga kerja, barang masuk
dan keluar pada persediaan barang dagang, jumlah bagian barang dalam proses
yang rusak atau hilang, dan sebagainya.
Idealnya, mesin dan peralatan produksi memiliki uptime
yang tinggi dan downtime yang rendah. Kecuali karena bencana yang di luar kendali
perusahaan, barang dalam proses yang rusak atau hilang dengan alasan apa pun
sebaiknya tidak terjadi terlalu sering.
Barang masuk pada persediaan barang dagang belum tentu
merupakan hal yang bagus. Acap kali, proses pengendalian kualitas yang kurang
sempurna dapat membuat barang kedaluwarsa dapat masuk tanpa disengaja.
Sebaliknya, barang keluar juga belum tentu merupakan hal yang buruk karena ada
banyak alasan mengapa barang dapat keluar sedikit atau banyak.
Hal yang sama juga berlaku untuk biaya bahan baku dan
tenaga kerja. Semua itu disesuaikan dengan kualitas dan reputasi merek bahan
baku dan tenaga kerja yang dipakai oleh perusahaan.
Keempat poin contoh KPI perusahaan dan
balanced scorecard ini barulah secuil bagian dari balanced
scorecard yang sesungguhnya.
Nyatanya, semua departemen dalam perusahaan wajib
secara aktif dan berkesinambungan melihat nilai KPI dalam semua perspektif
balanced scorecard. Bahkan, posisi CEO dan direksi pun membutuhkan hasil angka
KPI dan balanced scorecard.
KPI perusahaan yang terdapat dalam balanced scorecard
tidak hanya untuk dipresentasikan di depan para pimpinan perusahaan. Bukan juga
hanya sebagai “alat introspeksi” individual agar dapat bekerja lebih baik
sesuai dengan fungsinya.
Komentar
Posting Komentar