TUGAS 1 MK MANAJEMEN PELABUHAN - ABU BAKAR M.A (1204180016)
PERKEMBANGAN PELABUHAN DI INDONESIA
Organisasi
Maritim Dunia atau International Maritime Organization (IMO) menggelar Sidang
45th Facilitation Committee Meeting (FAL 45) secara virtual yang berlangsung
pada tanggal 1 – 7 Juni 2021 dan dihadiri oleh perwakilan negara – negara
anggota IMO serta organisasi internasional, termasuk Indonesia.
Pada
kesempatan tersebut, Delegasi Indonesia di bawah koordinasi Sekretaris Deputi
Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang
Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves), Dr. Eng. Lukijanto melakukan
presentasi yang dipimpin Atase Perhubungan (Athub) untuk KBRI di London, Lollan
Panjaitan.
Adapun
topik presentasi yang disampaikan yakni mengenai Sistem Operasi Maritim
Indonesia di Pelabuhan khususnya terkait National Logistic Ecosystem (NLE) dan
Inaportnet yang dipaparkan oleh Kasubdit Angkutan Laut Luar Negeri Ditjen
Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, Yudhonur Setyaji P, juga terkait
Marine Operating System (MOS) yang disampaikan oleh Tim Ahli
Kemenkomarves, Adhi Santoso.
Selanjutnya
untuk memberikan gambaran lebih jelas tentang perkembangan sistem informasi di
pelabuhan, ditayangkan video mengenai digitalisasi pelabuhan di Indonesia.
Athub
Lollan menyampaikan isu-isu yang dibahas dalam Sidang FAL ke-45 antara lain
terkait fasilitasi lalu lintas maritim internasional dengan tujuan untuk
memperlancar kapal masuk pelabuhan, kegiatan bongkar muat dan kapal
meninggalkan pelabuhan, termasuk aktifitas penumpang dan kargo di pelabuhan,
juga terkait proses bisnis elektronik dan digitalisasi di pelabuhan.
Ia
menggarisbawahi keterlibatan Indonesia dalam sidang-sidang IMO merupakan salah
satu cara untuk mempromosikan Indonesia terutama dalam rangka mendukung
Pemerintah dalam merealisasikan visi menjadikan Indonesia sebagai poros maritim
dunia.
“Keaktifan
Indonesia dalam Sidang IMO juga dapat menjadi pertimbangan negara lain untuk
memilih kembali Indonesia sebagai Anggota Dewan IMO Kategori C untuk periode
tahun 2022-2023,” ujar Lollan.
Sementara
itu dalam paparannya, Yudho menjelaskan bahwa National Logistic Ecosystem (NLE)
merupakan platform yang akan mengkolaborasikan aplikasi logistik secara end to
end sehingga proses nasional logistik dapat menjadi lebih efisien. Ia juga
memaparkan bagaimana alur distribusi barang dan alur Inaportnet yang didukung
oleh sistem informasi yang terintegrasi.
Lebih
lanjut Yudho menjelaskan, Inaportnet merupakan layanan sistem informasi
elektronik berbasis internet yang terintegrasi dengan layanan operasional
pelabuhan untuk melayani aktivitas kapal dan kargo di pelabuhan. Layanan
Inaportnet ini juga telah terintegrasi dengan sistem Indonesia National Single
Window (INSW), Kementerian Keuangan dan asosiasi bisnis pelabuhan.
“Indonesia
telah mengembangkan sistem Inaportnet sejak tahun 2016 yang dimulai di empat
pelabuhan utama, kemudian berkembang di pelabuhan-pelabuhan lain di Indonesia,
hingga saat ini telah terintegrasi di 54 pelabuhan.” katanya.
Selanjutnya
dipaparkan juga terkait impelementasi Marine Operating System (MOS), untuk
efisiensi waktu pelayanan tambat kapal serta tantangan yg dihadapi dan
manfaatnya dalam mendukung percepatan digitalisasi logistik di Indonesia.
Adapun
Delegasi Indonesia di Sidang FAL 45 terdiri dari perwakilan Kementerian
Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Luar Negeri,
Kementerian Perhubungan, Lembaga Nasional Single Window (LNSW) dan PT. Pelindo
II (Persero).
Komentar
Posting Komentar